Jumat, 10 Februari 2017

Struktur Sosial

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Menurut August Comte sosiologi mengkaji mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika social atau struktur social) dan social dynamics (dinamika social atau perubahan social). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua system kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu.  Walaupun memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi system yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum.
Social statics meliputi struktur social masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan sosial dinamics adalah fungsi-fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk abstrak interaksi social.
Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.



B.     Rumusan Masalah


1.      Apakah pengertian struktur sosial?
2.      Apa saja ciri-ciri struktur sosial ?
3.      Apa saja fungsi struktur sosial ?
4.      Apa saja bentuk struktur sosial ?
5.      Apa saja konflik sosial ?

C.    Tujuan Masalah


1.      Mengetahui pengertian struktur sosial?
2.      Mengetahui ciri-ciri struktur sosial ?
3.      Mengetahuifungsi struktur sosial ?
4.      Mengetahuibentuk struktur sosial ?
5.      Mengetahui konflik sosial ?











BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Struktur Sosial

Menurut para ahli pengertian Struktur Sosial sebagai berikut :
  1. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (Dalam Soerjono Soekanto, 20;2005)
Struktur sosial merupaka keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial.
  1. Menurut Soerjono Soekanto (59;2005)
Struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial pokok, yang meliputi:
·         Kelompok sosial,
·         Kebudayaan,
·         Lembaga sosial,
·         Strati kasi sosial,
·         Kekuasaan dan wewenang.
  1. Abdul Syani (Dalam Basrowri, 69;2005)
Struktur sosial adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok.
  1. D. Hendropuspito (89;1999)
Struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang relatif lama.
  1. Firth (Dalam Basrowri, 67;2005)
Struktur sosial dianggap sama dengan organisasi sosial yang mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang  memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.
  1. Menurut George Simmel, struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
  2. George C. Homans mengatakan bahwa struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
  3. William Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
  4. Menurut E.R. Lanch struktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.
struktur sosial merupakan salah satu konsep paling esensial dalam sosiologi. Struktur sosial berkaitan dengan posisi-posisi individu atau kelompok dalam masyarakat. Kalau dalam ruang geografi seseorang atau sekelompok orang memiliki lokasi/tempat tinggal atau dalam bahasa yang lebih populer ”alamat”, maka dalam ruang sosial seseorang juga memiliki ”lokasi”, ”tempat”, atau ”alamat”.  Anda dan keluarga Anda memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial, posisi itu sering disebut sebagai status atau kedudukan sosial.  SMA di mana Anda sekarang ini bersekolah juga memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.
Struktur sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, yaitu kelompok,  kelas sosial,  nilai dan norma sosial, dan lembaga sosial.

B.     ciri-ciriStruktur Sosial


1.    Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.  Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2.    Berkaitan erat dengan kebudayaan  
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a.    Keadaan geografis  Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b.Mata pencaharian  Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c.    Pembangunan   Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3.    Dapat berubah dan berkembang   
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

C.    Fungsi Struktur Sosial


1.      Fungsi Identitas  Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2.    Fungsi Kontrol   Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3.    Fungsi Pembelajaran  Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

D.    Bentuk StrukturSosial

Bentuk-bentuk struktur sosial ada 2 yaitu
1.      Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan. Adapun kriteria yang dipakai seperti tingkat pendidikan, kekayaan atau kekuasaan. Munculnya stratifikasi sosial menurut Cuber disebabkan karena adanya perbedaan hak-hak individu, sedangkan Max Weber menyebutkan bahwa penyebab terjadinya stratifikasi sosial adalah kekuasaan, hak istimewa dan prestis.

Stratifikasi sosial ada
3 macam yaitu :\
a.       Stratifikasi sosial tertutup adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan adanya perpindahan posisi atau terjadinya mobilitas sosial, contoh stratifikasi sosial dalam kasta, tidak mungkin Brahmana pindah menjadi Sudra dan sebaliknya
b.      Stratifikasi sosial terbuka adalah stratifikasi yang memungkinkan adanya mobilitas sosial baik vertikal naik maupun turun, misalnya seorang buruh berubah menjadi pengusaha atau sebaliknya pengusaha sukses yang bangkrut kemudian berubah menjadi buru
c.       Stratifikasi sosial campuran adalah stratifikasi sosial yang terjadi akibat bertemunya stratifikasi sosial terbuka dengan stratifikasi sosial tertutup 
2.      Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan masyarakat berdasarkan perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sejajar atau sama. Adapun jenis diferensiasi sosial menurut kategorinya dibedakan menjadi:
a. diferensiasi ras
Ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan atas ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti postur tubuh, bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk wajah, dan lain sebagainya. 
b. diferensiasi suku bangsa
Diferensiasi suku bangsa bersifat horisontal sehingga masing- masing suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang pa- ling menonjol yang merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh karena itu, diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.
c. diferensiasi klen
Klan merupakan suatu satuan sosial yang didasarkan atas hubungan darah atau keturunan (geneologis). Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan (unilateral). Dalam klan dikenal istilah patrilinel dan matrilineal. Istilah patrilineal, adalah  kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak bapak sedangkan matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak ibu.
Bentuk klan dapat dengan mudah kita temukan di Indonesia, salah satunya klan yang ada pada budaya Batak yang disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak, Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain sebagainya. 

d. diferensiasi agama
Agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan, baik hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan.
e. diferensiasi profesi/pekerjaan
Yaitu diferensiasi yang didasari suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, seniman, dokter, arsitek, militer, olah ragawan, politisi, petani, advokat, pedagang, pengusaha, dan lain sebagainya.
f. diferensiasi jenis kelamin
Secara alamiah dan kodrati, pria dan wanita terlahir dengan berbagai perbedaan fisik, sifat maupun kecenderungan. Laki-laki pada umumnya lebih kuat secara fisik dan menyukai hobi serta profesi yang lebih menantang dibandingkan perempuan yang diciptakan lebih lemah secara fisik. Jika hal seperti itu terjadi semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita, bukan diskriminasi.
E.     Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan salah satu konsekuensi dari adanyaperbedaan-perbedaan dalam masyarakat, misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.
Sumber konflik:
1.         Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politikekonomisosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.



2.         Perbedaan individual
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
3.         Perbedaan kebudayaan
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
4.         Perubahan social
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalamorganisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.t

Macam-macam konflik
1.    Individu atau kelompok  (berdasarkan pelakunya perorangan atau kelompok)
2.    Horizontal atau vertical (berdasarkan status pihak-pihak yang terlibat, sejajar atau bertingkat)
     Konflik horizontal = antar-etnis, antar-agama, antar-aliran, dll.
     Konflik vertical  = antara buruh dengan majikan, pemberontakan atau gerakan separatis/makar terhadap kekuasaan negara














BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur sosial memiliki keterkaitan antara status dan pola perilaku. Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam lingkungannya melaui proses interaksi sosial. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial dalam lingkungan sekolah maupu luar sekolah , mulai dari sikap, kebiasaan, dan kedisplinan.


B.  Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan psara pembaca dapat memahami dan mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas. Para pembaca bisa mendapatkkan pelajaran serta dapat menambah wawasan mengenai “ Struktur Sosial








Tidak ada komentar:

Posting Komentar